Al-Jazeera diminta untuk melakukan minta maaf terhadap Malaysia setelah video mengenai penangkapan massal migran viral.
Pasalnya, Kuala Lumpur menyebut video itu tidak benar dan merupakan upaya untuk menodai citra Malaysia. Polisi setempat resmi membuka penyelidikan video yang disiarkan media yang berbasis di Qatar tersebut.
Program berita tasiun televisi 101 East memproduksi "Locked up in Malaysia's Lockdown," judul film dokumenter. Video tersebut berfokus mengenai nasib dari ribuan migran yang ditahan selama penggrebekan yang dilakukan pada area lockdown.
Tidak lama kemudian, akun twitter @MohSya_FIQ melakukan tangkap layar dan memperlihatkan bahwa akun YouTube Al-Jazeera pun sampai menutup kolom komentar yang ada. Bahkan video tersebut mendapat dislike sebanyak 29 ribu pengguna YouTube.
Setelah para pejabat Malaysia mengetahui hal ini, mereka pun menjadi marah. Tak hanya itu, mereka mengecam jika laporan tersebut bersifat tidak akurat.
Tak lama kemudian, Menteri Pertahanan Ismain Sabri Yaakob meminta Al-Jazeera untuk meminta maaf kepada warga Malaysia.
Bukan hanya Menteri ternyata, bahkan Badan Bukan Kerajaan (NGO) Pemuda Negara juga ikut menuntut agar pihak Polis Diraja Malaysia (PDRM), menjalankan siasatan terperinci terhadap agensi berita antarabangsa Al Jazeera mengenai kasus terkait.
Setelah ada pengaduan dari Departemen Imigrasi Malaysia, polisi langsung membuka penyelidikan atas film dokumenter tersebut.
Sampai saat ini, masih belum ada tanggapan dari pihak Al-Jazeera mengenai klarifikasi dari video tersebut.
Share to:
Related Article
-
Yudha Arfandi Divonis 20 Tahun Penjara, Begini Tanggapan Tamara Tyasmara
Update|November 06, 2024 15:00:00