Biografi dan Kisah Lengkap Oma Alpiah si Pengasuh Ade Irma Suryani terkait G 30 S PKI

Biografi dan Kisah Lengkap Oma Alpiah si Pengasuh Ade Irma Suryani terkait G 30 S PKI

Biografi dan Kisah Lengkap Oma Alpiah si Pengasuh Ade Irma Suryani terkait G 30 S PKI

Biografi dan Kisah Lengkap Oma Alpiah si Pengasuh Ade Irma Suryani terkait G 30 S PKI (foto: Kaskus / adolfsbasthian)


Berikut biografi dan kisah pengasuh Ade Irma Suryani Nasution, Oma Tintang yang tak luput dari peristiwa G 30 S PKI.

Ade Irma Suryani Nasution adalah putri dari Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution yang terbunuh dalam  Gerakan 30 September saat sang ayah berusaha di culik pada usianya yang baru 5 tahun kala itu.

Gadis malang yang akrab dipanggil Ade tersebut tertembak saat berusaha menjaga dan menjadi tameng untuk ayahnya. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong dan dikabarkan meninggal pada 6 Oktober 1965.

Kisah Alpiah Makasebape pengasuh Ade Irma Suryani Nasution

(foto: Kaskus / adolfsbasthian)

Dilansir dalam thread seorang pengguna Kaskus bernama adolfsbasthian, Alpiah Makasebape biasa dipanggil Oma Tintang.

Baca Juga: Daftar Jenderal yang Meninggal saat Peristiwa G 30 S/PKI, Yuk Mengheningkan Cipta Gaes

Dia lahir di Tamako, 25 Desember 1936. Ditahun dibuatnya thread tersbut yakni pada 26 September 2017 dijelaskan bahwa Oma Tintang tinggal di Kelurahan Dumuhung, Tahuna, Ibukota Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara bersama dengan suaminya dan seorang anak lelaki. Anak Oma yang sudah berusia 85 tahun ini berusia 53 tahun gaes.

Oma Tintang sudah lama merantau ke sejumlah tempat untuk mengadu nasib. Dia pernah ke Kota Tahuna, Manado, Sulawesi Utara hingga Jakarta. 

Pada tahun 1960, Ibu Johana Sunarti Nasution mencari seseorang untuk mengasuh anaknya yag baru saja lahir pada 19 Februari 1960. Oma Tintang yang kala itu berusia 24 tahun akhirnya dipilih.

Perisrtiwa G 30 S PKI yang merengut nyawa Ade Irma

(foto: Kaskus / adolfsbasthian)

Menurut adolfsbasthian, Oma Tintang enggan mengingat kembali peristiwa yang membuatnya sedih tersebut. 

Namun, Oma mengingat bahwa pada hari itu pagi-pagi buta terdengar suara tembakan bertubi-tubi di rumah. Awalnya kakak Ade Irma, Yanti mengira bahwa suara tersebut berasal dari ledakan AC di kamar orang tuanya. 

Siapa yang menyangka bahwa pagi itu menjadi awal dari kisah yang sangat membekas hingga saat ini. Ade Irma yang berusaha melindungi sang ayah ditembak sebanyak tiga kali dan menjalani masa kritis selama 6 hari di RSPAD Gatot Soebroto.

Adolfsbasthian menuliskan bahwa kala itu Ibu Johana, Yanti, Oma dan yang lainnya ikut tinggal dan menemani Ade Irma di RSPAD Gatot Soebroto.

Gadis 5 tahun tersebut akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Oma Tintang pada 6 Oktober 1965. Pasalnya, Ibu Johana sedang tidak ada di tempat saat kepergian Ade Irma.

Oma Tintang masih mengabdi dengan keluarga Ade Irma hingga 1969

(foto: Kaskus / adolfsbasthian)

Sudah sangat dekat dengan keluarga Nasution, Oma Tintang masih mengabdi hingga tahun 1969. Setelahnya dia memilih untuk menetap di Kota Tahuna.

Mereka masih menjalin komunikasi yang baik dan masih beberapa kali datang ke Jakarta untuk menghadiri acara-acra spesial Keluarga Nasution.

Sayangnya, pesawat telepon di rumah Oma Tintang rusak beberapa tahun yang lalu. Oma juga gak memiliki handphone. Hal ini sempat membuat komunikasi mereka terputus.

Meski begitu, Oma Tintang masih berharap bisa kembali menghubung Yanti untuk sekedar melepas kerinduannya.

Sumber: Kaskus adolfsbasthian




G 30 S PKIAde Irma Suryani NasutionKisah Ade Irma Suryani NasutionPengasuh Ade Irma Suryani NasutionKisah pengasuh Ade IrmaTewasnya Ade Irma Suryani NasutionJenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution

Share to: