Yuk kenalan dengan Mursid si anak Suku Baduy Asli yang masih hidup dekat dengan alam dan jauh dari pergulan digital.
Kisah Mursid Baduy ini dimuat oleh kanal YouTube Froyonion yang diunggah pada 29 September 2020 kemarin.
Pria yang kini berjualan madu asli ini mengatakan bahwa Baduy terbagi menjadi dua yakni Badur Luar dan Baduy Dalam. Hal ini dibagi karena jaman dahulu takut adanya penjajahan, sehingga masyarakat luar dibuat untuk menjadi tameng dan untuk berhubungan dengan masyarakat luar lainnya yang bukan dari Baduy.
Baca Juga: Fakta-fakta Studi Alam Gaib Sara Wijayanto X Kisah Tanah Jawa: Ada Peri dan Ratu Kuntilanak Hitam
Dia sendiri datang dari Baduy dalam dan pindah ke Baduy Luar dan membangun rumah sendiri.
"Kalau (Baduy) dalam utamanya bertani. Paling sehari-harinya ke ladang," ujar Mursid seperti dilansir dari video berjudul HIDUP SECUKUPNYA | FROYONION MEETS MURSID BADUY.
Baduy Dalam gak mengenal alat-alat modern
Kalau masyarakat yang ada di luar membangun rumah mereka menggunakan paku dan alat-alat modern, merek yang di dalam gak boleh gaes.
Mereka harus menjaga tradisionalitas dan gak membiarkan alat-alat semacam itu masuk ke lingkungan.
"Kalau dulunya misalnya gak ada paku, sampai sekarang juga jangan pake paku rumahnya, diikat pake tali," ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Chef Arnold dan Chef Juna Sebelum Masterchef, Berawal dari Partner Restoran
Gak hanya itu, mereka juga gak boleh mandi mengguankan sabun, gak ada alat elektronik juga gak boleh merokok.
"Kalau ke Jakarta juga harus jalan kaki. Kalau Baduy luar mah udah pakai kendaraan, udah bebas."
Dari kecil sudah membantu orang tua ke ladang
Sebagai pria yang lahir dan besar di Baduy Dalam, Mursid sejak kecil sudah membantu sang ayah bekerja di ladang gaes.
Meskipun bukan pekerjaan berat seperti membawa buah-buah hasil panen saat musimnya tiba.
"Diajarin cocok tanam, bantuin ibu bersihin rumput."
Sementara itu Mursid memilih untuk pindah ke Baduy Luar agar adiknya bisa meneruskannya di dalam. Gak hanya itu, dia juga mencari jodoh dari luar lho gaes.
"Biar adik ada yang ngurusin di dalam, (saya) ngurusin di luar. Bagi-bagi porsi. Kemauan sendiri juga sama gak ada jodohnya di dalam." ungkap Mursid malu-malu.
Untuk pindah dari dalam keluar syaratnya ada sebuah syukuran atau hajatan seperti di kota gaes. Gak terlalu besar, namun mereka segaknya memberikan serahan seperti beras dan sebagainya.
Anak Suku Baduy gak bersekolah
ternyata mereka sejak kecil gak pergi ke sekolah gaes. Disana juga gak ada sekolah.
Mereka hanya belajar sedikit demi sedikit dengan orang tua mereka atau belajar kelompok ketika libur berladang.
Mursid mengatakan bahwa bersekolah dilarang oleh adat, jadi mereka takut terlalu pintar hingga menjadi pemberontak.
"Iya takut malah minterin orang atau dipinterin sama yang lebih pinter juga," ungkapnya.
Wah, menarik banget ya kisah Mursid anak Suku Baduy asli yang jauh dari teknologi dan barang-barang modern. Penasaran kisah selanjutnya? SImak video selengkapnya di bawah ini gaes!
Share to:
Related Article
-
Fakta dan Profil Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia Pasca Covid-19
Update|May 10, 2021 19:51:06