Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengatakan bahwa K-POP adalah 'kanker ganas' yang merusak generasi muda.
Gak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa K-POP yang baru saja masuk Korea Utara ini akan segera dihentikan lho!
Dilansir dari The New York Times, politisi Korea Utara menyatakan perang budaya baru untuk menghentikan penyebaran dan pengaruh Korea Selatan. Semua hal tentang negara tetangga mereka, seperti film, drama dan juga musik akan segera dihentikan.
Baca Juga: Standar Kecantikan Terlalu Tinggi, 5 Foto Idol K-POP Ini Merupakan Editan Lho!
Mereka melakukan berbagai kampanye kepada warganya melalui anti-K-pop rahasia. Kabar ini muncul dari Daily NK melalui dokumen internal yang bocor yang berasal dari Republik Rakyat Demokratik Korea.
Hukuman Berat Bagi Rakyat Korea Utara yang Menyaksikan K-POP
Institut Studi Perdamaian dan Unifikasi Universitas Nasional Seoul membuat survei terhadap 116 orang Korea Utara yang melarikan diri pada 2018 atau 2019.
Setengah dari mereka mengatakan "sering" menonton hiburan Korea Selatan saat berada di negara asalnya.
Sementara itu, Kim Jong Un mengatakan bahwa pengaruh ekspor budaya "anti-sosialis" dari Korea Selatan ini diselundupkan melalui flash drive dari China. Pengaruh ini terjadi mulai dari pakaian, gaya rambut, pidato hingga perilaku.
Alhasil, dia membuat serangkaian undang-undang baru yang meningkatkan tingkat hukuman bagi mereka yang menonton hiburan Korea Selatan dari lima tahun kerja paksa menjadi 15 tahun di kamp kerja paksa hingga hukuman mati gaes!
Baca Juga: Kenapa Sih Nonton Drakor di Korea Utara Kena Hukuman Mati?
Media pemerintahnya memperingatkan bahwa jika dibiarkan, Korea Utara akan "hancur seperti tembok yang lembab."
Aksi K-POPers yang Disebut Melampaui Batas
Pemimpin redaksi dari situs Jepang Asia Press International Jiro Ishimaru, memantau aktivitas di Korea Utara.
Dia mengaatkan Kim Jong Un percaya bahwa "invasi budaya" dari Korea Selatan telah melampaui tingkat yang dapat ditoleransi.
“Jika ini dibiarkan, dia khawatir rakyatnya akan mulai mempertimbangkan Korea Selatan sebagai alternatif Korea untuk menggantikan Utara,” kata Ishimaru seperti dilansir dari Variety.
Penggemar K-POP memiliki kekuatan yang sangat besar di sosial media. Trending Topic Twitter di seluruh dunia selalu hadir tagar atau keyword yang berbau tentang idola mereka.
K-POPers bahkan disebut menggunakan kekuatan mereka melawan entitas sayap kanan Amerika selama setahun terakhir.
Kalian ingat tagar #whitelivesmatter beberapa waktu lalu? Para K-POPers di seluruh dunia mengambil alih tagar tersebut dan mengisinya dengan foto dan video idola mereka.
Selain itu, K-POPers juga menuai pujian selangit ketika berhasil mengganggu rapat umum Presiden Trump di Oklahoma. Mereka yang terbiasa 'rebutan' tiket konser, diminta untuk memesan tiket rapat Donald Trump tanpa menghadirinya.
Baca Juga: TikTokers dan K-POPers Bersatu "Kerjain" Donald Trump, Kampanye Pilpres Jadi Sepi Gini Gaes
Korea Utara telah menjadi salah satu rezim otoriter paling represif di dunia selama lebih dari 70 tahun. Tampaknya properti pemerintah Korea Utara khawatir mereka bisa menjadi target K-POPers semacam itu dalam beberapa waktu mendatang.
Nah, itu dia fakta-fakta tentang Kim Jong Un mengatakan bahwa K-POP adalah 'kanker ganas' dan berusaha menghentikannya. Bagaimana menurut kamu?
Share to:
Related Article
-
Fakta dan Profil Kyra Wahab, Anak Ariyo Wahab yang Mirip Adhisty Zara Hingga Narrel Amara
Update|August 18, 2021 12:16:02