ARTJOG 2024 menjadi ajang bagi para seniman untuk mamerkan karya mereka kepada para pecinta seni.
Tak hanya seniman asli Indonesia, ARTJOG juga membuka kesempatan bagi seniman dari luar negeri untuk menghadirkan karya mereka, salah satunya adalah Jun Kitazawa dari Jepang.
Baca Juga: Sri Sultan HB X Kunjungi ARTJOG, Berikan Apresiasi untuk Seniman Muda
Meski lahir dan besar di Jepang, Jun Kitazawa kini justru tinggal menetap di Indonesia khususnya Yogyakarta dan meniti karir di 'Kota Pelajar' ini.
Profil Jun Kitazawa
Jun Kitazawa merupakan seniman asal Tokyo, Jepang yang lahir pada tahun 1988. Dia menyelesaikan program doktoralnya di Tokyo University of the Arts.
Saat ini, Jun Kitazawa tercatat sebagai dosen tamu di Departemen Antropologi, Universitas Gajah Mada.
Karir Sebagai Seniman
Sejak akhir tahun 2000-an, Jun Kitazawa telah melakukan praktik berkaryanya dengan melibatkan komunitas lokal di berbagai wilayah di Jepang.
Metode kerja Kitazawa adalah menciptakan "kehidupan alternatif sehari-hari," seperti mendirikan ruang tamu di tengah pusat perbelanjaan, membuat kamar hotel di kompleks perumahan, mengadakan program sekolah di luar jam sekolah.
Cara kerja dan proses ini membantunya untuk menemukan "seni yang hidup" sekaligus mempertanyakan ketidaksadaran masyarakat dan bagaimana komunitas kreatif muncul secara bertahap.
Meniti Karir di Indonesia
Sejak tahun 2016, Kitazawa telah mendirikan basis di Indonesia dan mengembangkan praktiknya melalui perspektif yang melintasi kedua negara.
Dengan membawa berbagai hal yang mengingatkan kita pada kehidupan sehari-hari di Indonesia, seperti gerobak, sangkar burung, dan pasar, ke Jepang, Kitazawa berusaha menciptakan kembali kreativitas kehidupan sehari-hari yang hilang dari masyarakat Jepang, sekaligus melibatkan masyarakat dalam prosesnya.
Kitazawa saat ini tinggal di Yogyakarta, jauh dari Jepang. Ketertarikannya pada pengaruh masa penjajahan Jepang, berdasarkan kehidupannya sendiri dan pengalamannya bertemu dan berbincang-bincang dengan para lansia dari seluruh Jawa, telah membawanya untuk menyusun dan merealisasikan sebuah proyek baru, 'FRAGILE GIFT'.
Hadirkan Layang-Layang Raksasa di ARTJOG 2024
Pada gelaran ARTJOG 2024, Jun Kitazawa menghadirkan karya terbarunya yakni instalasi layang-layang raksasa yang bernama 'FRAGILE GIFT'.
Strukturnya dibuat dari bambu, rotan dan tali, tubuhnya dari kain peles. Ukuran layang-layang ini persis dengan tubuh pesawat asli, memiliki panjang 8, 92 m, sayap 10, 84 m dan tinggi 2,1 m.
FRAGILE GIFT Terinspirasi dari Naga Raja, layang-layang tradisional Bali yang berekor sangat panjang, ekor falcon ini mencapai ekor tiga puluh meter. Layang-layang bukanlah sebuah ancaman untuk berperang.
Motif Kitazawa adalah menciptakan alternatif kehidupan sehari-hari untuk mendapati seni yang hidup. Praktik artistiknya menyasar ketidaksadaran masyarakat dengan menumbuhkan komunitas kreatif yang melampaui perbedaan bahasa dan budaya.
Obyek sehari-hari seperti layang-layang dapat mewujudkan "lokalitas ganda" yang melampaui jurang waktu antara sejarah kolonial Asia dan masyarakat kontemporer.
Tujuan akhirnya adalah mewujudkan mimpi layang-layang ini, kelak ke negeri asalnya, Jepang. Sang elang ingin melintasi langit dengan menempuh arah sejarah yang berbeda, tanpa hubungan yang merugikan antara penakluk dan yang ditaklukkan.
Impian itu rapuh, seperti upaya beberapa kali yang gagal saat menerbangkan falcon. Akan tetapi belajar dari sejarah tentang penjajahan, kerapuhan itu seperti kegembiraan sesaat ketika terbang.
Baca Juga: Rayakan Hari Anak Nasional, ARTJOG Gelar Tur Pameran untuk Anak-anak
Fragile Gift adalah sebuah versi pasca-kolonialisme seniman yang mencampuradukkan mimpi serta kesedihan pesawat tempur dengan kegembiraan layang-layang.
Share to:
Related Article
-
Biodata Mallika Singh dari Wikipedia: Agama, Umur, Tinggi Badan dan Pacar, Pemeran Radha Khrisna yang Disorot (2000)
Update|February 18, 2021 16:47:53