Bolehkah Makan Sahur Setelah Imsak hingga Menuju Adzan Subuh?

Bolehkah Makan Sahur Setelah Imsak hingga Menuju Adzan Subuh?

Bolehkah Makan Sahur Setelah Imsak hingga Menuju Adzan Subuh?

Sahur (Foto: Instagram)


Umat islam di seluruh dunia sudah mulai melaksanakan sahur sebelum melakukan ibadah puasa pada hari Jumat 24 April 2020. Namun masih terbesit pertanyaan apakah masih diperbolehkan makan sahur setelah imsak hingga adzan subuh ?

Sebenarnya, Tujuan adanya imsak adalah agar masyarakat tidak kaget dengan azan subuh. Sehingga masyarakat yang sedang sahur bisa segera menghabiskan makanannya.

Di Indonesia sendiri, imsak disepakati ulama yaitu 10 menit sebelum waktu subuh. Namun apakah masih dibolehkan makan sahur jika azan subuh sudah berkumandang?

Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Mazhab pertama, mereka membolehkan menghabiskan suapan terakhir dari makanan dan minum. Semuanya itu boleh dilakukan walau muazin sudah mulai mengumandangkan azan.

Sedangkan pendapat kedua, mengharamkan untuk makan ketika sudah terdengar azan. Bahkan ia harus memuntahkan makanan yang sudah dimakannnya. Jika masih diteruskan puasanya akan batal.

Pendapat pertama berdalil dari beberapa hadis dan atsar dari para sahabat Nabi. "Jika salah seorang di antara kalian mendengar azan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menunaikan hajatnya hingga selesai." (HR Abu Daud).

Beberapa pakar hadis menyebut sanad riwayat hadis ini adalah hasan (baik) diantaranya Al-Bani dalam kitabnya As Shahihah (no.1394) dan Syaikh Muqbil Al-Wadii’iy dalam Al-Jaami’ush-Shahiih (2/374). Sedangkan yang menyebutnya sahih adalah Haakim dalam Al-Mustadrak (1/205). Walaupun ada ta’lil dari Abu Hatim yang mengakatan hadis ini dhaif, tapi para ulama tidak menerima alasan pendhaifannya.

Lantas, apakah hadis ini bertentangan dengan ayat Alquran, “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam (maghrib)." (QS. al-Baqarah[2]: 187).

Ulama mazhab ini mengatakan, hadis ini tidaklah bertentangan dengan ayat tersebut. Hadis ini sebagai rukhshah (keringanan) bagi orang yang sahur yang tengah mengunyah makanan atau yang ada di tangan yang belum terselesaikan.

Berbeda halnya orang yang telah selesai makan sahur atau belum sahur sama sekali. Mereka tidak boleh lagi berniat untuk makan atau minum.

Hadis lain yang menguatkan pendapat mazhab pertama adalah hadis Abu Umaamah RA. Ia menyebutkan, pernah suatu kali iqamah sudah dikumandangkan sedangkan bejana masih ada di tangan Umar bin Khaththab RA.

Umar bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah aku boleh meminumnya?" Beliau SAW menjawab, "Boleh." Maka Umar pun meminumnya. (HR Ibnu Jarir [3/527 no.3017]).




sahurImsakshubuh

Share to: