Kisah Nabi Ilyas yang Gigih Berdakwah Serta Azab Untuk Bani Israil

Kisah Nabi Ilyas yang Gigih Berdakwah Serta Azab Untuk Bani Israil

Kisah Nabi Ilyas yang Gigih Berdakwah Serta Azab Untuk Bani Israil

Kisah Nabi Ilyas (Foto: Istimewa)


Nabi ilyas as merupakan nabi yang diutus Allah SWT untuk menyampaikan ajaran ke Bani Israil yang tinggal di negeri Ba'labak yang banyak menyembah berhala.

Nabi Ilyas merupakan keturunan keempat Nabi Harun. Sejak usia tujuh, Ilyas kecil telah menunjukkan kesuciannya dengan kemampuan menghafal seluruh isi kitab Taurat.

Ia juga diketahui lebih senang berada di hutan dan bermain bersama hewan. Hingga ia menerima wahyu di usia 35 tahun. Ia diminta untuk mengingatkan raja Israil agar kembali pada Allah.

Itu sebabnya Nabi Ilyas diutus untuk menyeru ajaran Allah ke para penduduk di negeri Ba'labak tersebut. Dakwah Nabi Ilyas tersebut ditolak. Namun, Ilyas tetap melanjutkan dakwahnya.

Ia pun memperingatkan tentang azab yang menimpa kaum-kaum terdahulu karena ingkar kepada Allah dan Nabi-Nya. Nabi Ilyas kemudian mengajak penduduk Ba'labak bertobat dan meninggalkan berhala, kembali ke ajaran Allah.

Ilyas juga mengingatkan bahwa berhala yang mereka sembah itu tak akan mampu menolong ketika penduduk mendapat azab. Rupanya peringatan Nabi Ilyas, justru membuat penduduk marah dan terusik. Penduduk mengusir Ilyas, bahkan ada yang melempari Nabi Ilyas dengan batu.

Namun Ilyas tak membalas perlakuan mereka. Ia tetap melanjutkan dakwah demi dakwah meskipun menuai penolakan. Hingga suatu hari penduduk geram dan mengusir Nabi Ilyas untuk selama-lamanya.

Nabi Ilyas pun bergegas pergi dan mencari tempat persembunyian. Dalam keheningan di tengah pelariannya itu ia berdoa meminta perlindungan dan meminta Allah memberi peringatan ke kaum di Ba'labak.

Tak lama dari itu, negeri Ba'labak dilanda kekeringan berkepanjangan. Bencana ini merenggut nyawa penduduk negeri Ba'labak satu per satu. Perselisihan antar-penduduk pun timbul lantaran berebutan makanan. Masalah kecil saja sudah bisa memicu pertengkaran besar.

Penduduk pun marah dan menganggap bencana tersebut karena kedatangan Ilyas dan kemarahan berhala mereka. Dalam sumber lain disebut Raja Israil meminta para imam berdoa ke berhala agar kemarau lekas usai. Tapi kemarau berkepanjangan tetap berlanjut.

Bani Israil semakin marah dan bertekad untuk memburu Nabi Ilyas. Sementara di tengah pelariannya, Nabi Ilyas menemukan sebuah rumah di gurun pasir. Sumber lain menyebut, di tengah persembunyian itu Ilyas diutus untuk menemui seorang ibu yang memiliki anak laki-laki. Ilyas tinggal sementara di sana, makan, minum, tidur dan hari-harinya dihabiskan di rumah itu.

Di situlah ia dipertemukan dengan Ilyasa--yang kelak juga diangkat sebagai Nabi Allah. Saat Ilyas tiba, Ilyasa tengah menderita sakit keras sejak lama.

Atas izin Allah, Ilyas menyembuhkan Ilyasa yang saat itu sedang sakit keras. Nabi Ilyas berdoa kepada Allah memohonkan kesembuhan untuk Ilyasa. Tak lama kemudian Ilyasa pulih dan menjadi murid Nabi Ilyas yang paling setia.

Nabi Ilyas mulai mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada Ilyasa. Menurut buku karangan Dian Noviyanti tersebut, hal yang pertama diajarkan kepada ilyasa adalah tauhid.

"Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun. Kita harus meyakini Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah," demikian ditulis dalam buku "The Prophets; Kisah Hikmah 25 Nabi Allah".

Nabi Ilyas lantas kembali melanjutkan dakwah ditemani Ilyasa. Di tengah keputusasaan tak kunjung usainya kemarau panjang, penduduk Ba'labak kali ini mulai mendengarkan Nabi Ilyas. Mereka pun berangsur memahami dan kembali ke ajaran Allah SWT.

Tak lama setelah itu turunlah hujan dan membuat penduduk Ba'labak bersuka hati sebab sangat merindukan air dari langit. Beberapa hari kemudian tanaman mulai tumbuh, binatang ternak mendapat makan dan minum cukup, penduduk pun terbebas dari lapar juga dahaga.

Dari kisah Nabi Ilyas, salah satu yang membekas adalah konsistensinya menyampaikan apa yang ia anggap benar meskipun ditolak, dihina, dicaci hingga diusir. Sekalipun memakan waktu dan proses panjang, kegigihan Ilyas berbuah hasil, penduduk Ba'labak terbuka hati dan pikirannya.

Nabi Ilyas digolongkan ke dalam hamba-hamba Allah yang saleh, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Ash-Shaffat ayay 123-132.

وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (123) إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلا تَتَّقُونَ (124) أَتَدْعُونَ بَعْلا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ (125) اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ (126) فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ (127) إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (128) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (129) سَلامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ (130) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (131) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (132)

Artinya:

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?"

Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas."

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.




Kisah Nabi IlyasKegigihan Nabi Ilyas Dalam Berdakwah

Share to: