Beberapa masjid bersejarah tersimpan dan dilestarikan di Aceh, bahkan yang telah tersapu tsunami pun dipugar kembali. Begitu pun dengan tradisi umat muslim yang masih terjaga. Seperti empat tradisi menyambut Lebaran di Aceh berikut ini.
1. Budee Trieng
Budee Trieng adalah kegiatan menyalakan meriam bambu di malam kedua Lebaran. Saat ini meriam tersebut menggunakan berbagai benda, tak hanya bambu. Benda seperti drum aspal hingga beton bekas gorong digunakan sebagai tabung meriam.
2. Meulemak
Sama halnya dengan pemuda Medan yang gemar merantau, pemuda di Aceh juga melakukan hal tersebut. Meulemak sendiri merupakan tradisi yang dilakukan para pemuda laki-laki saat mudik lebaran. Biasanya mereka berkumpul di balai desa dan menggelar makan bersama pemuda lain yang belum merantau. Menu yang disajikan adalah nasi lemak dan olahan daging kambing.
3. Jak Bak Guree
Jak Bak Guree masih sering ditemui di daerah pedesaan Aceh. Tradisi ini merupakan relasi antara murid dan guru mengaji. Setelah sholat Ied, mereka bersilaturahmi ke kediaman guru mengajinya. Disertai dengan beberapa bingkisan yang dikemas dalam selendang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk terima kasih para murid terhadap guru mengajinya.
4. Pawai Takbiran
Setiap daerah tentu memiliki tradisi pawai takbir. Namun yang membedakan adalah, di Pidie, Aceh, takbiran tersebut dilombakan. Pemerintah daerah memberikan dana kepada peserta untuk berlomba di malam takbir. Pemenangnya adalah peserta dengan mobil Takbiran terbaik dan peserta takbiran paling meriah.
Share to:
Related Article
-
Ini Arti 'Minal Aidin Wal Faizin' yang Sebenarnya
Ramadan 2020|May 23, 2020 17:36:50