Kota Ende di Kabupaten Ende Flores, NTT tak bisa dilepaskan dengan tempat bersejarah dari kelahirnanya Pancasila yang diperingati pada setiap 1 Juni.
Di Kota Ende inilah, Bung Karno diasingkan sebagai tahanan politik antara tahun 1934-1938 untuk menemukan perekat bangsa itu.
Bung Karno berdiam diri di salah satu rumah yang terbuat dari kayu, yang berada di jalan Perwira, Kelurahan, Kotaraja, Ende Utara.
Kini kamar yang pernah dijadikan tempat singgah Bung Karno, dijadikan tempat wisata dengan memiliki nilai sejarah yang kental. Dan mempersilahkan siapapun yang datang untuk meihat dari dekat jejak Sang Proklamator di Tanah Ende.
Di halaman, berdiri kokoh patung Bung Karno berwarna coklat pualam.Tingginya mungkin sekitar 3 meter.Melihat ada yang datang, Penjaga Rumah Pengasingan Soekarno, Syafrudin, tersenyum ramah.
Meski dibuka dan tak ada batasan untuk dimasuki, barang-barang bekas peinggalan BUng Karno tidak boleh disentu. Di antara benda-benda itu, ada lukisan Bung Karno berjudul Pura.Ada juga setrika, peralatan makan, buku-buku, meja ruang tamu, tempat tidur, hingga dua buah tongkat duplikat yang biasa dibawa Bung Karno.
Dua tongkat itu satu di antaranya berkepala monyet atau kera yang sedang bergelantungan.Dalam keterangannya, tongkat ini biasa dipakai Bung Karno keluar rumah bertemu Belanda. Tongkat ini adalah bahasa lain untuk Bung Karno untuk menghina kaum imperealis yang menguasai Tanah Air.
Sementara tongkat yang satu nya lagi digunakan Bung Karno, untuk di dalam rumah. Kedua tongkat tersebut disimpan tepat di pinntu masuk Kamar Bung Karno yang berhadapan langsung dengan Kamar Bung Karno ada Kamar lain.
Kamar itu milik Ibu Amsi dan Ratna Djuami, orangtua dan anak angkat Bung Karno Setiap hari kamar dibiarkan terbuka. Sirkulasi udara yang baik membuat rumah terasa sejuk meski udara di luar cukup terik .Di sebelah kamar Bung Karno, ada satu set kursi dan meja tamu Kursi terbuat dari kayu. Sedangkan meja terbuat dari marmer. Semuanya adalah pemberian dari almarhum H MH Rotta.
"Semuanya masih terjaga dengan baik," kata Syafrudin.
Hanya kanopi jendela yang menurutnya yang baru. Sementara lainnya, masih seperti aslinya.
Menurutnya, peremajaan dilakukan atas inisiatif Wakil Presiden Boediono.
"Ini berkat upaya Pak Boediono yang menggalang dana," kata Syafrudin. Keterlibatan aktif Boediono kemudian diwujudkan dengan membentuk Yayasan Ende Flores.
Share to:
Related Article
-
Wishnutama Minta Bantuan Para Artis dan Pelaku Seni Untuk Edukasi Soal Bahaya Corona
Wishnutama|March 24, 2020 18:00:00