Tepat pada 28 Oktober nanti, pemuda Indonesia memperingata hari sumpah pemuda ke 92. Untuk kembali memecut semangat pemuda membangun Indonesia, Merial Institute bekerja sama dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga mengadakan sebuah Simposium pemuda pada 25 Oktober 2020.
BACA JUGA: Bonus Demografi, Adrian Zakhary: Transformasi Digital Jadi Peluang Pembuktian Pemuda
Dalam simposium yang dihadiri oleh anak muda dari beragam kalangan ini berjalan sangat menarik. Pasalnya para pemuda itu nampak semangat mengemukakan pendapatnya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Seperti salah satu milenial inspiratif, Adrian Zakhary yang berbicara seputar teknologi maupun transformasi digital. Ia juga sempat menyebut bahwa dmeografi adalah sebuah market ekonomi yang sangat potensial. Kok bisa ya? simak selengkapnya berikut ini.
Kenapa bisa jadi market?
Adrian mengungkap bahwa bonus demografi yang terdiri dari banyak anak muda dan kaum milenial sebenarnya merupakan sebuah market digital. Hal itu nampak terlihat ketika kita makin disibukkan dengan menggunakan aplikasi dari banyak negara yang sebenarnya sudah melihat peluang dari bonus demografi ini.
Kini, siapa yang tak menggunakan Instagram, facebook, Twitter, atau bahkan yang terbaru adalah TikTok? semua orang tentu sangat aktif di banyak produk aplikasi tersebut.
"Kita adalah market dari dunia digital," ungkap Adrian.
Pertanyaan kemudian bermunculan
Dari sekian banyak aplikasi yang digunakan oleh anak muda atau anak milenial Indonesia, lalu mengapa tak ada aplikasi asal Indonesia yang bisa besar di kalangan anak mudanya sendiri?
"Ini kemudian menimbulkan sebuah pertanyaan, Kenapa diantaranya platform teknologi yang ada kenapa platform milik Indonesia tidak ada yang besar?" tanya Adrian.
Tantangan besar untuk kaum milenial
Menurut Adrian, Hal itu tentu menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh kaum milenial Indonesia.
"Jadi, ini adalah challange buat kita. Kita bisa nggak? Bisa, tapi bagaimana? ini ada di tangan teman-teman," kata Adrian.
Kaum muda harus mulai memikirkan bagaimana bentuk aplikasinya, atau akan seperti apa nanti ke depannya.
"ika ingin bermain di ranah teknologi, bermain di ranah aplikasi, kita harus mulai memikirkan apa dan bagaimana bentuknya?" tambah Adrian lagi.
Cari ranah yang beda dari yang lain
Salah satu hal yang penting menurut Adrian adalah mencari atau menciptakan teknolog yang tidak hanya bermain-main di ranah yang sudah ada.
"Kalau saja, ada diantara teman-teman atau regulasi yang bisa mendorong untuk menciptakan teknologi yang tidak hanya sekedar bermain di ranah-ranah yang sudah ada," ucap Adrian.
Share to:
Related Article
-
Survei: Kinerja Menteri BUMN Erick Thohir Disukai Milenial dan Gen Z, Ini Faktanya
Erick Thohir|April 30, 2021 17:48:24