Dokter Tirta: UU Cipta Kerja Positif buat UMKM Tapi Harus Sosialisasi Lebih

Dokter Tirta: UU Cipta Kerja Positif buat UMKM Tapi Harus Sosialisasi Lebih

Dokter Tirta: UU Cipta Kerja Positif buat UMKM Tapi Harus Sosialisasi Lebih

Dokter Tirta (Foto: Instagram.com/dr.tirta)


Dokter Tirta inginkan UU Cipta Kerja agar bisa disosialisasikan dengan baik kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pasalnya, dia mengaku bahwa UU Cipta Kerja yang baru saja disahkah ini tidak sepenuhnya dipahami oleh para pelaku usaha gaes.

Seperti yang kita ketahui, dr. Tirta sudah memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan usaha UMKM sejak tahun 2009.

Selama bergabung dengan kawan-kawan UMKM dalam membagikan bantuan selama masa pandemi, pria bernama asli Tirta Mandira Hudhi ini mendapatkan banyak fakta mengejutkan di lapangan. Banyak dari mereka yang harus mengalami kerugian miliaran bahkan hingga tutu atau bangkrut.

Baca Juga: Laundry Sneakers Dokter Tirta Dibobol Gaes, Gak Ada Duit Hilang

"Kita menyoroti beberapa hal. Pertama, saya bersama teman-teman UMKM, selama pandemi ada yang mulai dari kerugian miliaran sampai tutup," kata dr. Tirta seperti dilansir dari zoom Tim Serap Aspirasi, dalam tema UU Cipta Kerja: Kemudahan dan Perlindungan Koperasi & UMKM pada Sabtu, 12 Desember 2020.

Kurangnya Sosialisasi UU Cipta Kerja

Menyoroti bagaimana masyarakat Indonesia yang sebagian besar memiliki minat membaca yang kurang, serta banyaknya lembaran RUU Cipta Kerja yang harus dibaca, dr. Tirta merasa sosialisasi secara langsung sangat dibutuhkan.

Baginya, hingga kini pengetahuan tentang undang-undang tersebut masih sangat kurang sampai kepada pelaku UMKMnya langsung.

"Sosialisasi tentang RUU Cipta Kerja ini langsung ke bawah itu menurut kami kurang. RUU ini niatnya bagus. tetapi sesuatu yang bagus kalau tidak di komunikasikan dengan baik itu kurang," ujar pemilik usaha cuci sepatu tersebut.

"Itu kan ada draftnya. kita sadar diri, sebagian warga kita itu sangat kurang literasi. Kegoreng sama judul media, apalagi baca UU ada 64 halaman," lanjutnya.

Jadi bagaimana penerapan undang-undang tersebut bisa sampai? dr. Tirta menginginkan pemerintah menjamah mereka melalui banyak, terutama adalah influencer atau tokoh-tokoh lokal.

Baca Juga: Fakta-fakta Dokter Tirta Ngamuk di Podcast Deddy Corbuzier soal Vaksin COVID19

"Entah menggunakan nanti baliho, video call, mengandeng beberapa vlogger, tokoh lokal atau sosialisasi di mall, di pasar itu gakpapa, ya terserah dari KemenkopUKM dan koordinasi pihak-pihak terkait," ungkapnya.

Sosialisasi Secara Virtual Dianggap gak Efektif

Sebagai pelaku UMKM yang melihat langsung faktanya di lapangan, pemilik Shoes and Care ini mengatakan bahwa sosialisasi yang di selama ini dilakukan secara online dan virtual sangat tidak efektif.

Sejauh ini, dia sudah melakuakan beberapa event independen secara offline seperti pameran-pameran dari UMKM lokal di beberapa kota.

Baginya, hal-hal seperti ini adalah kesempatan yang tepat dalam melakukan sosialisasi dan komunikasi kepada publik.

"Sosialisasi lewat pameran offline yang bekerja sama dengan masing2 brand lokal atau UMKM setempat," ujarnya.

"Kalau kita cuma  pake virtual ini cuma fatamorgana, jujur itu gimmick kalau itu cuma online. mending gunain e-coomers."

Cross border e-commerce 

Salah satu fakta mengejutkan bagi para pelaku usaha adalah kemudahan cross border di sejumlah e-commerce saat ini.

Pengguna e-commerce manapun, kini bisa berbelanja dari beberapa negara di Asia seperti China dan Korea.

Mirisnya lagi, dr. Tirta mengaku bahwa dia menemukan penjual batik print yang dikirim langsung dari Guangzhou, China dengan harga sangat rendah.

"Kalau lihat e-cormars, ada Batik dijual 4 biji Rp 30.000 dari Guangzhou, China. Kita gausah bicara penerapan ini. Gimana kita ngerem ini?"

Oleh karena itu, pria kelahiran 30 Juli 1991 ini berharap agar UU Cipta Kerja bisa membantu UMKM dalam pembatasan cross border.

"Imporkan memang perlu, tapi kan harus dilihat pedagang-pedagang ini punya ijin apa gak? Batik 4 biji dijual di e-commers, Batik print," ungkap dr. Tirta.

"Gimana kita mau makan? Orang pekalongan, orang Jogja?"

Apresiasi KemenkopUKM atas BLT

Sementara di masa pandemi ini UMKM merasakan keterpurukkan yang cukup besar, dr. Tirta mengapresiasi bantuan langsung tunai ( BLT) sebesar Rp 2,4 juta.

Baca Juga: Viral Pemotor Mirip Menteri Luhut Pandjaitan, Netizen: Dia Lagi Nyamar

"Satu-satunya menurut kami, dari UMKM, yang kami apresiasi di negara Indonesia ini adalah (menteri) UMKM-nya. karena itu pencerah." 

Baginya, saat ini KemenkopUKM menjadi wajah bagi Indonesia ditengah banyaknya kasus yang terjadi selama pandemi seperti korupsi dana bansos hingga vaksin yang masih berbayar.

"Ini saya apresiasi dari UMKM, satu-satunya yang menyeleamatkan muka Indnoenesia itu kementrian UMKM, karena ngasih 2,4 juta," ujarnya.




UU Cipta KerjaDokter Tirtadr. TirtaUMKMTim Serap AspirasiKoperasi dan UMKM

Share to: