Saat ini generasi Z atau Gen Z mendominasi usia fresh graduate atau lulusan baru di sejumlah perguruan tinggi, sehingga mereka menambah jumlah populasi pencari lapangan kerja. Namun menurut survei yang dilakukan oleh All About America, sejumlah perusahaan justru menghindari memperkerjakan Gen Z. Wah kenapa ya?
Melansir VOA, hasil survei yang dilakukan pada 800 direktur dan pemimpin perusahaan di Amerika Serikat mengungkap bahwa para pemimpin perusahaan menilai Gen Z sebagai generasi yang tak siap menghadapi kehidupan profesional.
Baca juga: Alasan Gen Z Disebut Generasi Stroberi, Mudah Rapuh dan Merasa Istimewa
(foto: Stock Photo)
Bahkan mereka mencontohkan dengan sejumlah kasus seperti, membawa orang tua saat wawancara, enggan menyalakan kamera ketika wawancara virtual, kesulitan kontak mata, hingga menggunakan pakaian yang tidak formal ketika wawancara.
“Apakah mereka menginginkan pekerjaan ini, atau hanya sekedar melakukan saja?” ujar Michael Connors, seorang perekrut akuntansi dan teknologi di Washington.
Connors menilai fenomena ini telah terjadi beberapa tahun terakhir. Gen Z disebut sebagai generasi yang lebih mementingkan hobi dan fleksibilitas dalam hidup.
“Dan mereka kurang didorong oleh finansial atau kemajuan karir, sejauh mana mereka berada dan apa yang mereka inginkan dalam jangka panjang. Semua orang sepertinya hidup pada saat ini.” Katanya.
Selain itu, sejumlah fresh graduate juga disebut meminta kompensasi atau nilai gaji yang tidak masuk akal dibanding generasi sebelumnya.
“Mereka juga telah banyak mendengar di perguruan tinggi tentang bagaimana perusahaan mengeksploitasi karyawannya, dan mereka juga memperhatikan gaji para pemilik perusahaan,” tutur Connors.
(foto: Stock Photo)
38 persen pengusaha dalam survey memilih memperkerjakan karyawan yang lebih tua dengan membayar lebih mahal ketimbang merekrut Gen Z. Selain itu banyak pula perusahaan yang memecat fresh graduate baru-baru ini karena dinilai tak mampu menangani pekerjaan mereka, sering terlambat, hingga tak mampu bekerja dengan deadline.
Menurut Diane Gayeski, profesor komunikasi strategis di Ithaca College di New York, Covid-19 memberikan sejumlah dampak bagi kesiapan mental para fresh graduate. Pelajaran mereka sempat terganggu, mereka tidak bisa magang di kantor ketika akhir masa perkuliahan. Hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan diri para mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
Baca juga: Peluang Gen Z Isi Lapangan Kerja Hijau di Indonesia
“Bagian dari kemampuan perguruan tinggi untuk mempersiapkan mahasiswanya dalam berkarir adalah hal-hal yang mereka alami di luar kelas, seperti berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dari mereka, dan mampu mengerjakan proyek-proyek yang ada di komunitas, serta terlibat dalam magang. Dan semua itu tidak ada,” ujarnya.
Share to:
Related Article
-
Mahasiswi Ini Wisuda di Hari Peringatan Kematian Ibundanya, Sedih Banget Gaes
Viral|November 12, 2020 23:55:00